Ular Tangga: Terobosan dalam Pendidikan

Agustus 26, 2024

MEDIATIKUSASTRA.COM - Ular tangga adalah permainan untuk anak-anak yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Permainan ular tangga dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak bergambar “tangga" atau "ular" yang menghubungkannya dengan kotak lainnya. Selain sebagai permainan, ular tangga juga dapat menjadi media pembelajaran. Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Bangka Belitung.

Tim pengabdian tersebut diketuai oleh dosen Ilmu Politik yaitu Tiara Elgi Fienda. Beliau mengusung Ular Tangga sebagai media pembelajaran bagi siswa-siswi Sekolah Dasar di beberapa Sekolah Dasar Negeri di Pangkalpinang. Pembelajaran tersebut bertujuan untuk membangun karakter siswa menjadi individu yang mandiri, sehat dan kreatif sedari dini.

“Berdasarkan analisis kondisi dan permasalahan yang ada di kota Pangkalpinang, kelompok pengabdian kami melihat betapa pentingnya membentuk karakter generasi yang mandiri, sehat dan kreatif sejak dini, yang dapat berkompetisi untuk menghadapi dinamika dan perubahan-perubahan di masa depan, serta siap menjadi problem solver.” tutur Tiara Elgi sebagai ketua kegiatan. Lebih lanjut, ia menegaskan, “Kegiatan pengabdian yang kami usulkan bertujuan untuk memberikan alternatif Pendidikan non-formal. Pendidikan karakter ini ditujukan untuk anak-anak usia 6-8 Tahun yang sedang menempuh fase awal Pendidikan di Sekolah Dasar di kota Pangkalpinang dengan tema ‘Sekolah untuk Masa depan: Pendidikan Karakter Integratif yang mandiri, sehat, dan kreatif’. Pengabdian ini dimaksudkan untuk menanamkan sikap dan perilaku yang sensitif, peduli kepada diri sendiri dan sesama, mengenal pentingnya menjadi manusia sehat, serta berlatih menjadi generasi yang mandiri.”

Kegiatan tersebut tidak hanya memberikan pendidikan karakter namun juga wawasan terhadap keragaman ikan, mengingat Pangkalpinang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan yang memiliki keanekaragaman hayati yang kaya. Tidak hanya sampai di situ, melalui kegiatan pengabdian ini siswa-siswi juga diperkenalkan dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pendamping selain bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Tentu saja kegiatan yang dikemas secara ringan namun bermakna ini mampu memikat perhatian para siswa. Bahkan, para siswa nampak antusias menerima materi dari tim pengabdian sambil bermain ular tangga.


Antusiasme siswa dapat dilihat dari pertanyaan yang diberikan tim pengabdian dapat dijawab oleh siswa-siswi dengan baik. Walau materi yang diterima sangat banyak, siswa tetap fokus mendengarkan dan menjawab tiap pertanyaan yang diberikan oleh tim pengabdian. Tidak hanya itu, ada satu siswa yang menghampiri tim untuk menjelaskan jenis ikan lain secara sukarela. Hal tersebut sudah menggambarkan bahwa anak memiliki sifat inisiatif dan kreatif dalam menjelaskan objek.

Antusias yang terlihat tidak hanya pada siswa, namun guru pendamping pun sangat antusias dalam kegiatan tersebut. Antusias itu terlihat dari penyampaian harapannya agar kegiatan pengabdian kepada masyarakat seperti ini dapat dilaksanakan secara berkala. Guru pendamping tersebut juga menyatakan bahwa kegiatan ini sangat membantu dalam proses penyerapan pengetahuan melalui kegiatan yang menyenangkan.

You Might Also Like

0 komentar