Bengawan Lara Para Fakir
Maret 21, 2021Kami adalah rangkuman elegi dari segara desah risau air mata yang kerap tergesa-gesa
Yang kerap berjalan dengan kaki pincang lalu sambung-menyambung merambat ke atap negeri
Kepada yang maha agung di pucuk nirwana, di sini kami laungkan segenap untaian klausa pancarona
Kaleidoskop nusantara kali ini begitu kerasan meretas garis-garis sendi dan denyut nadi
Kami adalah rangkuman asa dari segara denai mimpi para penghuni buana yang kerap patah
Yang kerap remuk redam atma dan raganya karena diterjang badai prahara hingga retak tulang belulang berulang-ulang
Lantas di manakah kiranya kami dapat mengadu melafazkan gundah gulana yang berdarah-darah ini?
Jangankan tuk berlari ke peraduan, merangkak pun badan kami diterjang menuju jurang
Kami adalah rangkuman tundungan dari segara insan-insan terbuang yang pupus bilang
Yang saling berebut kertas nominal hingga berkorban kematian
Negeri yang katanya replikasi tanah surga
Negeri yang samuderanya kaya raya melimpah ruah sumber daya
Kami adalah rangkuman dari segara bahagia yang tak kunjung datang
Yang menanti akhir sukacita dengan kantuk berat di ujung tanduk runcing melintang
Kami yang berbuah malang
Kami yang terbuang
Kami yang berpulang
Pangkalpinang, 30 November 2020
-------------------------
0 komentar