Review Once Upon A Time: Fairy Tale dan Kisahnya Yang Tak Terduga
Desember 31, 2020Oleh: Intan Retno Pinasty
No one is too old for fairy tale.
Sepertinya kebanyakan orang akan setuju dengan kalimat tersebut. Cerita dongeng ala fairy tale yang biasanya melibatkan peri, fantasi, putri, pangeran, dan akhir yang bahagia ini tentunya banyak dinikmati oleh banyak kalangan apalagi anak-anak. Contohnya film-film garapan Disney seperti Snow White, Ariel, Cinderella, Belle, dan film lainnya. Namun, cerita yang dibalur dengan konsep it is not the end if it is not happy ending ini pada dasarnya bertolak belakang dengan kehidupan nyata yang tidak semuanya manis.
Berbeda dengan fairy
tale yang disuguhkan Disney, serial televisi garapan ABC (American Broadcasting
Company) yang berjudul Once Upon A Time
menghadirkan berbagai karakter Disney dengan plot yang jauh lebih gelap. Akhir
yang bahagia sudah pasti bukan makanan utama. Banyak terjadi hal-hal tak
terduga yang akan membuat penonton menganga sepanjang menonton serial tersebut.
Serial televisi yang ditulis dan diproduseri oleh Edward Kitsis dan Adam Horowits ini terdiri dari 7 seasons dengan rating 7,7 di IMDB dan 80% di Rotten Tomatoes. Once Upon A Time mengisahkan tentang Hutan Ajaib tempat tinggal semua karakter fairy tale yang dikutuk oleh Evil Queen, Regina. Regina kemudian menciptakan sebuah kota kecil bernama Storybrooke dan memindahkan semua penghuni Hutan Ajaib kesana. Kutukan tersebut membuat semua karakter melupakan identitas mereka sebenarnya dan melanjutkan hidup mereka selayaknya orang biasa. Waktu berjalan berbeda di Storybrooke. Hari terus silih berganti namun dengan rutinitas yang sama seperti hari-hari sebelumnya. Namun, semua keadaan berubah dan waktu mulai berjalan sebagaimana mestinya saat Henry, anak angkat Regina, membawa seorang wanita bernama Emma ke Storybrooke yang ia yakini adalah ibu kandungnya. Di akhir musim pertama serial ini, Emma berhasil menghancurkan kutukan yang ada di Storybrooke dan semua karakter mulai mengingat identitasnya. Setelah kutukan itu berakhir, Storybrooke terus-menerus mendapat kejadian-kejadian aneh dan unik dimana satu per satu karakter fairy tale muncul dengan jalan cerita dan akhir yang jauh dari kata bahagia.
Tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan cerita Snow White and the 7 Dwarfs. Namun, Once Upon A Time mengemas cerita ini dengan plot yang jauh berbeda. Bagaimana jika Snow White yang terkenal dengan keluguan dan kebaikan hatinya malah pernah menghianati orang terdekatnya? Secara tidak sengaja, Snow White membocorkan rahasia Regina kepada ibu Regina yang picik dan keji. Hal ini membuat Regina merasa sedih dan marah sehingga hatinya dipenuhi dengan kegelapan. Ia pun bersumpah akan selalu menghantui Snow White dan memastikan ia tidak akan hidup bahagia. Saat Regina tahu Snow White dan Prince Charming akan memiliki seorang anak, ia mendatangi mereka dan mengeluarkan kutukan dengan tujuan memisahkan mereka agar mereka tidak pernah menemukan kebahagiaannya.
Baca Juga : 2020 AKAN BERLALU, SELAMAT DATANG 2021
Tidak hanya kisah Snow White, serial ini juga memunculkan karakter Belle dalam kisah Beauty and the Best. Tentu saja dengan jalan cerita yang jauh berbeda. Belle tetaplah putri Belle yang bijak dan baik hati. Namun, si Buruk yang tinggal bersamanya bukanlah pangeran yang dikutuk, melainkan Rumplestiltskin atau Rumple yang dikenal sebagai the Dark One. Di Storybrooke, ia dikenal sebagai Mr. Gold. Kisah Belle dan Rumple jauh dari kata romantis. Belle benar-benar dijadikan sebagai pengasuh dan pengurus istana Rumple. Rumple yang mendefinisikan dirinya sebagai sang kegelapan itu sendiri tidak akan pernah membiarkan dirinya menjadi lemah karena cinta. Walaupun pada akhirnya Belle berhasil meluluhkan hati Rumple dan membuatnya rela meninggalkan sihir yang sangat kuat itu demi cintanya pada Belle.
Peran seorang Rumplestiltskin bisa dikatakan sangat berpengaruh atas hampir seluruh karakter fairy tale yang ada dalam serial ini. Di samping perubahan-perubahan kecil yang ada dalam setiap karakter, Rumple selalu menjadi dalang dibalik semuanya. Ia terkenal dengan slogannya yaitu “All magic comes with a price”. Ia akan dengan senang hati menawarkan bantuan kepada orang lain dengan harga yang harus dibayar. Salah satu contohnya adalah Cinderella.
Siapa sangka ibu peri yang menolong Cinderella adalah Rumplestiltskin sang Kegelapan? Rumple datang dan menawarkan Cinderella bantuan, tentu saja dengan harga yang harus dibayar. Singkat cerita, Cinderella dan Pangeran Thomas kemudian bersatu. Saat itulah Rumplestiltskin mendatangi mereka dan meminta Cinderella membayar harga atas kesepakatan mereka. Rumple ternyata menginginkan anak yang ada dalam kandungan Cinderella. Tentu saja Cinderella dan Thomas mencari cara untuk membatalkan kesepakatan tersebut. Rumplestiltskin pun murka dan akhirnya membuat Thomas menghilang. Sungguh akhir yang jauh dari kata bahagia bukan?
Meskipun ada banyak karakter fairy tale dalam serial ini, Once Upon A Time tidak terburu-buru dalam menjelaskan kisah setiap karakternya. Penonton akan merasakan sensasi plot twist inside of plot twist di setiap episodenya. Asal-usul setiap karakter saat mereka berada di Hutan Ajaib sampai dampaknya bagi mereka saat mereka berada di Storybrooke diceritakan dengan sangat apik. Banyaknya kisah fairy tale yang dipelintir dalam serial ini malah menjadi suatu kepuasan bagi penonton untuk mencari sensasi lain dari cerita sebenarnya. Sayangnya, serial Once Upon A Time tidak lagi tayang di Netflix sejak 5 September lalu dan pindah ke Disney+.
Once Upon A Time secara tidak langsung menyampaikan bahwa baik dan jahat itu tidak secara gamblang terlihat. Setiap langkah atau perbuatan yang dilakukan pasti karena ada motif dibelakangnya. Saat menulis review ini, saya sendiri tergerak untuk menontonnya ulang. Bagaimana dengan kalian? Tertarikkah untuk mulai maraton?
Akhir kata. Sampai jumpa di review-review berikutnya!
Intan Retno Pinasty, mahasiswi Sastra Inggris di Universitas Bangka Belitung. Gadis kelahiran tahun 2000 yang merupakan seorang makeup enthusiast, Gemar menonton film di kala senggang dan disegala kesempatan.
0 komentar