Candu
Oktober 02, 2020Nanti, kita akan duduk di teras depan rumah
Lalu aku akan datang membawa kopi kesukaanmu
Beberapa pohon sudah berguguran
Menyusuri sudut kita duduk berdua
Kau lihat ada kilauan putih pada kopi yang kusajikan
Lantas kau bertanya, “apa yang nampak pada kopi hitammu?”
Aku tersenyum menciummu
“Itu bayangan rambut kita yang telah memutih kekasih
Berapa waktu yang kita lalui
Aku tak pernah ingin menghitungnya
Sebab kita telah berjanji
Menyatukan diri menjadi satu hati
Tidak penting seberapa sedih sudah kita lewati
Seberapa waktu untuk tertawa bersama
Tak perlu kau tanyakan betapa deru hati saat bertemu denganmu
Matamu membuatku kelu,
Alangkah lucu,
Sebab aku tak pernah berpikir mencintaimu
Namun, setiap hari kau mampu membuatku terus mencintaimu
Sebab kamu adalah candu
Juni 2018
PUISI SUDAH DITERBITKAN OLEH PENERBIT GUEPEDIA
0 komentar