Perdana
Mei 05, 2020Hai, perkenalkan aku perdana
Ramdan perdana panjangnya
Seperti namaku, aku anak pertama dari tiga bersaudara
Aku lahir tanggal tiga di bulan dua
Tak ada yang special tentangku selain hanya seorang pujangga
Tepatnya aku sang pencari dunia
Hanya berkelana, iya hanya itu saja
Entah kenapa semua serasa sudah terencana
Dari namaku, kisah hidupku, hingga perjalanan jatuh cintaku
Hari itu tanggal dua di bulan dua
Sehari sebelum ulang tahunku yang ke dua puluh dua
Aku memberanikan diri berjalan dilorong gelap seorang diri
Membawa payung dan sebuah handuk
Aku gemetar dan kedinginan bersamaan
Tersadar ternyata kita berteduh di kastil yang sama
Tak pernah terbayangkan kalau hari ini akan seindah ini
Untuk pertama kalinya aku terjebak bersama seseorang yang ku damba
Inginku saat ini hujan makin menggila saja diluar sana
Tak berhenti sampai esok juga tidak apa-apa
Toh dua jam lagi hari bahagiaku datang
Sebentar saja ku minta padamu tuhan
Biarkan dia menjadi hadiah di sepersekian malam yang singkat ini
Hujan berhenti seakan-akan tau kalau jantung ini juga ikut terhenti
Sekarang apa alasan yang bisa membuat dia tidak beranjak pergi
Dia disini bukan karena ku juga
Aku dan dia hanya sebuah kebetulan yang tidak sengaja terjadi
Kebetulan yang selalu aku dambakan untuk pertama kalinya
“kamu perdana kan?”
Bagaimana bisa suara indahmu menyerukan namaku
Seumur hidup tak pernah kubayangkan kau akan mengenalku kembali
Tentu, kau tau apa yang aku lakukan
Seorang pengelana bodoh ini tergagap dan terbata-bata
“hah. Apa, i-i-iya iya aku perdana”
“benar, kamu perdana yang aku temui tahun lalu yakan. Wah ketemu lagi kita.”
Senyummu, tentu saja itu senyum termanis yang kau punya
Yang saat ini kau indahkan didepanku dengan raut malu-malu
Saat saat yang mendebarkan
Saat saat aku selalu mengingat setiap detik yang kita lalui
Dan, saat kau yang hanya mengingat dan menyerukan namaku saja
Itu saja sudah cukup, sudah mati rasanya raga ini
Semua serba pertama kali kurasa
Yah, pertama dan perdana
“sampai jumpa perdana” ucapmu dan berlalu
0 komentar